Selasa, 17 Juli 2012

CERITA AKREDITASI MI SYAFI'IYAH SUKOSARI 2012

Sepenggal kisah akreditasi MI Syafi'iyah dimulai dari persiapan yang menyita waktu, tenaga, dan biaya, berikut ini jejak persiapan akreditasi mi syafi'iyah yang tampak dari foto-foto dibawah ini.







dan terima kasih juga kami ucapkan kepada tim akreditasi mi syafi'iyah yang melibatkan kepala sekolah, dewan guru, komite, masyarakat dan siswa MI syafi'iyah. Semoga hasil penilaian ini mencapai sesuai dengan yang diharapkan dan memacu MI Syafi'iyah untuk menjadi lebih baik.

Senin, 02 Juli 2012

PTK: PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu semata-mata pada kekayaan sumber daya alam (SDA), menjadi mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia (SDM).
Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia yang unggul di segala bidang kehidupan.Untuk mencapai taraf tersebut maka langkah yang ditempuh adalah dengan memperkuat sektor pendidikan. Dengan pendidikan, potensi dan  kemampuan serta keterampilan seseorang  diharapkan dapat tumbuh berkembang, sehingga pada akhirnya menjadi sumber daya manusia  unggul dan berkualitas yang relevan dengan perkembangan zaman.
Sejalan dengan hal itu, menyadari arti pentingnya pendidikan demi proses peningkatan mutu sumber daya manusia yang menjadi indikasi kemajuan suatu bangsa, Indonesiapun berusaha memperbaiki kualitas mutu sumber daya manusianya dengan berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-undang No.20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi  mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut.[1]
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Adanya undang-undang tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggung jawab sebagai warga negara.
Marsigit menyatakan bahwa “ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional”.
Peningkatan  mutu pendidikan tersebut tercermin dari pencapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pembelajaran. Sering kali pembelajaran ditekankan pada metode ceramah sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal, oleh karena itu di era baru paradigma pendidikan ditekankan pada siswa sebagai pusat belajar (student centre) yang pada akhirnya memunculkan banyak metode belajar yang menekankan pada peran aktif siswa selam proses pembelajaran berlangsung, metode tersebut misalnya demonstrasi, simulasi, Diskusi, symposium, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah, eksperimen, inquiry dan sebagainya.
Munculnya berbagai metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung pada peningkatan prestasi belajar siswa. Pada umumnya materi pelajaran yang mempunyai tingkat komplektisitas yang tinggi cenderung mempunyai nilai prestasi belajar yang rendah oleh karena itu diperlukan strategi dan metode belajar yang tepat agar dapat mencapai prestasi belajar optimal.
Di tingkat Madrasah Ibtidaiyah salah satu materi pelajaran tersebut adalah  IPA yang mempunyai tinggkat komplektisistas yang tinggi dalam bebebarapa bab seperti sistem  peredaran darah manusia yang terdapat pada kelas 5 dengan  kendala sering diketahui siswa tidak dapat mengurutkan alur peredaran darah manusia serta mengetahui bagian dan fungsi jantung.
Permasalahan yang muncul tersebut dikarenakan adanya suatu pemahaman yang harus terperinci mengenai bagian-bagian atau fungsi jantung sehingga dalam memahami alur peredaran darah manusia runtut tidak terbolak balik dan tercipta pemahaman siswa terhadap  alur peredaran darah manusia yang tepat. Faktor lain yaitu siswa cenderung hanya mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kata lain metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru terbatas pada metode ceramah yang menjenuhkan bagi siswa dan berdampak prestasi belajar siswa kurang maksimal dengan nilai rata-rata siswa 65 dan hanya sebesar 60 % dari siswa dinyatakan tuntas belajar.
Berdasarkan pada keadaan tersebut hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan metode belajar sehingga materi pelajaran yang terkesan rumit dan seringkali hanya melalui penjelasan dapat diubah dengan metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan aktif siswa selama pembelajaran berlangsung.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode simulasi. Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemehaman tentang hakikat sustu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.Metode simulasi ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tentang alaur peredaran darah sehinggga siswa melakukan simulasi seolah ruangan kkelas sebagai jantung dan siswa dapat mengikuti alur peredaran darah dengan tepat dan benar yang menjadikan pencapaian prestasi belajar siswa meningkat.
Berdasarkan pada uraian penjelasan diatas maka penulis menyusun sebuah penelittian tindakan kelas yang berjudul “ Upaya meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA melalui metode simulasi pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
        

B.   Rumusan Masalah
  1. Apakah penerapan metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012?
  2. Bagaimanakah respon siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPA setelah menggunakan metode pembelajaran simulasi?

C.          Tujuan Penelitian
  1. Untuk menjelaskan pengaruh penerapan metode pembelajaran simulasi dalam meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012.
  2. Untuk menjelaskan respon siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPA setelah menggunakan metode pembelajaran simulasi.

D.          Manfaat Penelitian
Bagi siswa, dengan metode pembelajaran simulasi diharapkan memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajarnya.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran dengan metode inovatif yang menjadi alternative pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.
Bagi Sekolah, Dengan penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang perbedaan hasil pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan motede kooperatif yakni metode simulasi sehingga terdapat suatu sinergi antara pihak sekolah dalam ahla ini adalah kepala sekolah untuk memfasilitasi dan mendukung metode pembelajaran inovatif yang dilaksanakan oleh guru di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang.

E.           Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
  1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan prestasi belajar siswa.
  2. Pemecahan dari masalah adalah dengan penggunaan metode simulasi pada mata pelajaran IPA
  3. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V
  4. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang
  5. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012
  6. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar 1.4 yaitu mengidentifikasi organ peredaran darah manusia materi sistem peredaran darah manusia.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Prestasi Belajar
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Menurut Poerwodarminto Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. [2]
Prestasi belajar mengandung arti sebagai suatu bentuk keberhasilan belajar yang dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediket keberhasilan dan semacamnya [3]
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam  proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan kata lain menyangkut prestasi belajar dalam riilnya adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.

B.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Slameto Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. [4]
1. Faktor intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1.   Faktor Jasmaniah yang terdiri dari  Faktor kesehatan dan faktor cacat   tubuh
2)   Faktor psikologis
Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain: intelegensia, perhatian ,minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat terjadi baik dari segi jasmani ataupun rohani. Kelelahan akan mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk belajar sehingga hasil belajar siswa tidak akan mencapai taraf optimal.
2. Faktor  ekstern
Adalah faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi prestasi belajar dan dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
  1. Faktor Keluarga, yang termasuk ke dalam faktor keluarga adalah cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
  2. Faktor Sekolah, yang termasuk faktor sekolah adalah metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran waktu sekolah, standar peelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
  3. Faktor Masyarakat, adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat
  1. Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Seperti dikutip dari buku BSE kelas V maka bagian dari sitem peredaran darah manusia sebagai berikut.[5]
1. Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar.
Jantung memiliki katup yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama berkontraksi.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

3. Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda  yang terdiri dari :
1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

D.  Metode Simulasi
  1. Pengertian metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau ber­buat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk me­mahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.[6]
 Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pem­belajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses ter­jadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya su­paya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembang­kan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simu­lasi akan sangat bermanfaat.
Simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.[7]
Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.[8]
        Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.      Tujuan Simulasi

Metode simulasi memiliki beberapa tujuan diantaranya (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pe­mahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masa­lah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar ke­pada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi ke­lompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.[9]

3.      Prosedur Penggunaan Metode Simulasi

Prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode simulasi adalah:[10]
  1. Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru,
  2. Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
  3. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan,
  4. Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
  5. Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

4.      Keunggulan dan Kelemahan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:[11]
  1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi si-tuasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
  2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simula­si siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan to­pik yang disimulasikan.
  3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
  4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan da­lam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
  5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
  1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
  2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai sistem hi­buran, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
  3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

5.      Jenis-jenis Simulasi
Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:[12]

  1. Sosiodrama. Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
  2. Psikodrama. Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
  3. Role Playing. Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
  4. Peer Teaching. Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
  5. Simulasi Game. Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.

6.      Langkah-langkah Simulasi

1) Persiapan Simulasi
  • Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
  • Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
  • Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
  • Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
  • Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
  • Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
  • Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
  • Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
  • Merumuskan kesimpulan.




E.      Hubungan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Simulasi
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Untuk mencapai tujuan kegiatan belajar maka dibutuhkan suatu  metode belajar yang tepat agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Salah satu  metode pembelajaran yang inovatif dan efisien adalah metode simulasi yaitu suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan  menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar simulasi akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar dengan metode simulasi ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah berdasarkan sesuatu yang konkret sehingga dapat meningkatkan pengetahuan anak menjadi lebih mudah untuk menerima pelajaran yang berimbas pada meningkatnya prestasi belajar.


BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (class room action research) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V MI syafiiyah  tahun 2011. Tindakan yang akan dilakukan adalah penggunaan metode pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah Manusia.
Rancangan penelitian yang digunakan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Toggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

B.           Latar Penelitian
1.   Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Syafiiyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun 2011. Pemilihan lokasi ini karena peneliti sekaligus menjadi guru di tempat ini. Dengan demikian, peneliti mengetahui permasalahan dan mencoba mencari pemecahan masalah terhadap kemampuan siswa menyerap meteri sistem peredaran darah manusia.

2.   Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI syafiiyah Sukosari Jogoroto Jombang yang berjumlah 17 siswa yang difokuskan pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia.

C.          Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk me­mahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
2.      Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
3.      IPA adalah salah satu mata pelajaran tingakat Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses.

D.          Rencana Tindakan
Studi Awal
Permasalahan rendahnya hasil belajar IPA di MI Syafiiyah pada sub bab sistem peredaran darah manusia perlu segera ditanggulangi, dan guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya selama perolehan hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat beberapa factor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada sub bab sistem peredaran darah manusia di kelas 5 MI Syafiiyah. Faktor tersebut adalah penggunaan metode balajar ceramah oleh guru dan siswa terbatas memperoleh dan mengolah informasi hanya melalui indera pendengaran yang menampakkan kesan jenuh dan bosan bagi siswa selama pembelajaran berlangsung, akibatnya pemahaman siswa terhadap peredaran darah bersifat abstrak dan sulit diingat sehingga siswa tidak dapat optimal dalam memahmi sub bab sistem peredaran darah manusia terutama menunjukkan alur peredaran darah manusia.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dengan demikian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di MI Syafi’iyah maka perlu menerapkan metode pembelajaran simulasi (permainan simulasi) yang mengundang keterlibatan aktif siswa untuk memahami sistem atau alur perdaran darah manusia melalui kondisi kelas yang disimulasikan (ditirukan) seperti bagian jantung manusia dengan siswa yang berperan sebagai darah dan bergerak layaknya saat terjadi alur perdaran darah manusia.
Dengan keterlibatan aktif siswa maka materi pelajaran abstrak akan diwujudkan dalam kondisi ruang kelas yang dikondisikan seperti bagian jantung sesungguhnya dengan demikian siswa lebih mudah memahami dan mengingat alur peredaran darah manusia yang juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa kels 5 MI Syafii’iyah Sukosari Jogoroto Jombang.
Setelah mengetahui gambaran kondisi siswa maka peneliti memulai merancang konsep penelitian yang terdiri dari:
      1.   Perencanaan
Yang dimaksud dengan perencanaan adalah persiapan menjelang pelaksanaan tindakan siklus pertama seperti  menyusun rumusan masalah, tujuan dan  membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.menggunakan metode simulasi sebagai alternatif pemecahan masalah. Menyiapkan perlengkapan dan konsep pengkondisian ruang simulasi belajar menyerupai bagian jantung.

        2.  Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan sesuai perencanaan pembelajaran melakukan apersepsi dan menggali pengetahuan siswa terkait dengan sistem peredaran darah manusia. Kemudian membagi kelas menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok mendapatkan tempat pada ruang simulasi yang dibagi seperti bagian jantung. Kemudian guru memberikan sedikit penjelasan materi dengan tanggung jawab kepada setiap kelompok untuk saling berbagi informasi (sharring) pengetahuan terkait yang disampaikan oleh guru sehingga setiap kelompok mengerti dan faham apa yang akan dikerjakan. Guru menerapkan metode pembelajaran simulasi pada pelajaran Sains  materi sistem peredaran darah manusia dengan mengarahkan peran siswa sebagaai darah mengikuti alur peredaran darah seperti darah berpindah dari serambi kanan ke bilik kanan dan seterusnya. Demikian hingga masing-masing kelompok melakukan gerakan dalam peredaran darah manusia. 

      3.  Observasi
   Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan guru melakukan pengamatan terhadap apa yang telah dilakukan siswa seperti antusias atau motivasi dalam belajar dengan melihat keaktifan siswa dalam memperagakan gerakan peraedaran darah, mengamati hasil diskusi dalam kelompok dengan atau kerja sama (sharring) untuk memahami proses pembelajaran yang akan dilakukan. Serta melakukan pengamatan terhadap hasil dan perbedaan proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan metode simulasi.

      4.   Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menggunan metode simulasi dengan cara memberikan umpan balik dan pertanayaan, serta mengarahkan siswa per individu untuk membuat sebuah simpulan terhadap pengalaman yang telah dilaksanakan dan dihubungkan dengan materi sistem peredaran darah manusia.

D.   Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk menggali data, akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi adalah sebagai berikut.
1.      Wawancara
Metode wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit atau kecil [13]
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan  tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2.      Angket
Menurut Arikunto angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.[14]
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran metode simulasi.
3.      Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4.      Test
           Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
5.      Catatanlapangan
          Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini

E.           Analisis Data
Mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.      Menilai ulangan atau tes formatif 
Nilai Rata-rata siswa = Jumlah semua nilai Siswa            x 100
                                              Jumlah Siswa

2.      Ketuntasan Belajar
Prestasi belajar pada aspek kognitif dilihat dari hasil test perindividu dengan teknik analisis berdasarkan KKM yang telah ditentukan  yaitu pada taraf nilai 73. Dengan kata lain untuk mencapai predikat tuntas belajar siswa minimal harus memperoleh nilai 73.
Dan untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar kelas dapat dianalisis dengan rumus:
% Ketuntasan belajar siswa = Siswa yang tuntas KKM      x 100%
                                                             Jumlah Siswa


F.            Indikator Keberhasilan Tindakan
Untuk menentukan keberhasilan tindakan yang dilakukan dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar siswa yang tercermin dari  nilai rata-rata siswadi tentukan mencapai nilai 73 sedangkan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas ditentukan  mencapai 80 %.  Dengan kata lain apabila prosentase ketuntasan belajar siswa  meningkat dari 50% menjadi 80 % menunjukkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia di kelas V MI syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkankat dengan menggunakan metode simulasi.




DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri, W, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.  Rineka Cipta: Jakarta

Azwar, Saifudin. 2006. Pengantar Psikologi Intelegensia.Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Balai Pustaka
: Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. 2004.  Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Sugiyono.2008.Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R$D. Alfabeta: Bandung

Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya: BAndung








[1] Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif .Kencana, Jakarta, 2009 hal 1


[2] Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta 2002 hal 23
[3] Azwar Syaefudin.Pengantar Psikologi Intelegensia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006 hal 166
[4]Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2004:54
[5] Sulistyowati,Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Pusat Perbukuan DEPDIKNAS,Jakarta, 2009 Hal 19

[6]          ,KBBI,Balai Pustaka, Jakarta, 1990
[7] Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya
Bandung, 2005 hal 129
[8] Sri Anitah, W. DKK  Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka, Jakarta .2007 hal 22

[9] Ibid Hal 23
[10] Ibid hal 23
[11] Ibid hal 24
[12] Ibid hal 25
[13] Sugiyono.Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R$D. Alfabeta: Bandung, 2008 hal 194

[14] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.  Rineka Cipta:,Jakarta, 2006 hal 140