BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser,
yaitu dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu
semata-mata pada kekayaan sumber daya alam (SDA), menjadi mengukur kemajuan
suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia (SDM).
Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia yang
unggul di segala bidang kehidupan.Untuk mencapai taraf tersebut maka langkah
yang ditempuh adalah dengan memperkuat sektor pendidikan. Dengan pendidikan,
potensi dan kemampuan serta keterampilan
seseorang diharapkan dapat tumbuh
berkembang, sehingga pada akhirnya menjadi sumber daya manusia unggul dan berkualitas yang relevan dengan
perkembangan zaman.
Sejalan dengan hal itu, menyadari arti pentingnya pendidikan demi
proses peningkatan mutu sumber daya manusia yang menjadi indikasi kemajuan
suatu bangsa, Indonesiapun berusaha memperbaiki kualitas mutu sumber daya
manusianya dengan berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang
dalam Undang-undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional sebagai berikut.
"Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Adanya undang-undang tersebut dapat
diartikan sebagai peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya
peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggung
jawab sebagai warga negara.
Marsigit menyatakan bahwa “ahli-ahli
kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat bergantung kepada
kualitas guru dan praktek pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas
pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara
nasional”.
Peningkatan mutu pendidikan tersebut tercermin
dari pencapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam
pembelajaran. Sering kali pembelajaran ditekankan pada
metode ceramah sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal, oleh karena itu di
era baru paradigma pendidikan ditekankan pada siswa sebagai pusat belajar (student
centre) yang pada akhirnya memunculkan banyak metode belajar yang
menekankan pada peran aktif siswa selam proses pembelajaran berlangsung, metode
tersebut misalnya demonstrasi, simulasi, Diskusi, symposium, karya wisata, penugasan, pemecahan
masalah, eksperimen, inquiry dan sebagainya.
Munculnya berbagai metode pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung pada
peningkatan prestasi belajar siswa. Pada umumnya materi pelajaran yang
mempunyai tingkat komplektisitas yang tinggi cenderung mempunyai nilai prestasi
belajar yang rendah oleh karena itu diperlukan strategi dan metode belajar yang
tepat agar dapat mencapai prestasi belajar optimal.
Di tingkat Madrasah Ibtidaiyah salah satu materi
pelajaran tersebut adalah IPA yang
mempunyai tinggkat komplektisistas yang tinggi dalam bebebarapa bab seperti sistem
peredaran darah manusia yang terdapat
pada kelas 5 dengan kendala sering diketahui
siswa tidak dapat mengurutkan alur peredaran darah manusia serta mengetahui
bagian dan fungsi jantung.
Permasalahan yang muncul tersebut dikarenakan adanya
suatu pemahaman yang harus terperinci mengenai bagian-bagian atau fungsi
jantung sehingga dalam memahami alur peredaran darah manusia runtut tidak
terbolak balik dan tercipta pemahaman siswa terhadap alur peredaran darah manusia yang tepat. Faktor
lain yaitu siswa cenderung hanya mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh
guru dengan kata lain metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru terbatas
pada metode ceramah yang menjenuhkan bagi siswa dan berdampak prestasi belajar siswa kurang
maksimal dengan nilai rata-rata siswa
65 dan hanya sebesar 60 % dari siswa dinyatakan tuntas belajar.
Berdasarkan pada keadaan tersebut hal
yang perlu diperhatikan adalah perubahan metode belajar sehingga materi
pelajaran yang terkesan rumit dan seringkali hanya melalui penjelasan dapat diubah
dengan metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan aktif siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah metode simulasi. Metode simulasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura
dalam proses belajar dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemehaman tentang
hakikat sustu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.Metode simulasi ini
bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tentang
alaur peredaran darah sehinggga siswa melakukan simulasi seolah ruangan kkelas
sebagai jantung dan siswa dapat mengikuti alur peredaran darah dengan tepat dan
benar yang menjadikan pencapaian prestasi belajar siswa meningkat.
Berdasarkan pada uraian penjelasan diatas maka penulis
menyusun sebuah penelittian tindakan kelas yang berjudul “ Upaya meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran IPA melalui metode simulasi pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang
Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
B.
Rumusan Masalah
- Apakah penerapan metode
pembelajaran simulasi dapat meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012?
- Bagaimanakah respon siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto
Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPA setelah menggunakan metode pembelajaran simulasi?
C.
Tujuan Penelitian
- Untuk menjelaskan pengaruh penerapan
metode pembelajaran simulasi dalam meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012.
- Untuk menjelaskan respon
siswa kelas V MI Syafi’iyah Sukosari Jogoroto
Jombang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPA setelah menggunakan metode pembelajaran simulasi.
D.
Manfaat Penelitian
Bagi siswa, dengan
metode pembelajaran simulasi diharapkan memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan prestasi belajarnya.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran dengan metode
inovatif yang menjadi alternative pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi
siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan
kondisi pembelajaran.
Bagi Sekolah, Dengan penelitian ini diharapkan
memberikan gambaran tentang perbedaan hasil pembelajaran menggunakan metode
konvensional dengan motede kooperatif yakni metode simulasi sehingga terdapat
suatu sinergi antara pihak sekolah dalam ahla ini adalah kepala sekolah untuk
memfasilitasi dan mendukung metode pembelajaran inovatif yang dilaksanakan oleh
guru di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
- Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah masalah peningkatan prestasi belajar siswa.
- Pemecahan dari masalah
adalah dengan penggunaan metode simulasi pada mata pelajaran IPA
- Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada
siswa kelas V
- Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
di MI Syafi’iyah Sukosari
Jogoroto Jombang
- Dalam penelitian ini dilaksanakan pada
semester I tahun pelajaran 2011/2012
- Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada
kompetensi dasar 1.4 yaitu
mengidentifikasi organ peredaran darah manusia materi sistem peredaran
darah manusia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar
dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini
merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Menurut Poerwodarminto Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang
dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal
ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang
yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan
pikiran.
Prestasi
belajar mengandung arti sebagai suatu bentuk keberhasilan belajar yang dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks
prestasi studi, angka kelulusan, prediket keberhasilan dan semacamnya
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang
dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan
penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana
siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping
itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan kata lain menyangkut prestasi belajar dalam
riilnya adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif
seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
Menurut Slameto Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya,
tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu.
1. Faktor intern
Di dalam membicarakan faktor intern
ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu jasmaniah, faktor psikologis dan
faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah yang terdiri dari Faktor kesehatan
dan faktor cacat
tubuh
2) Faktor
psikologis
Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah antara lain: intelegensia, perhatian ,minat, bakat, motivasi,
kematangan, kesiapan
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat terjadi baik dari segi jasmani ataupun
rohani. Kelelahan akan mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk belajar
sehingga hasil belajar siswa tidak akan mencapai taraf optimal.
2. Faktor ekstern
Adalah faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi prestasi belajar dan dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
- Faktor Keluarga, yang termasuk ke dalam faktor keluarga adalah cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan keadaan ekonomi keluarga.
- Faktor Sekolah, yang termasuk faktor sekolah adalah metode mengajar,
kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pengajaran waktu sekolah, standar peelajaran diatas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
- Faktor Masyarakat, adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat
- Sistem Peredaran
Darah Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah,
pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Seperti dikutip dari buku BSE kelas V maka bagian dari sitem peredaran
darah manusia sebagai berikut.
1. Jantung
Jantung mempunyai
empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik
(ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma.
Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar.
Jantung memiliki katup yang terdapat di antara
serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi
selama sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi
mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama berkontraksi.
2.
Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.
Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang
dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding
arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai
tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan
tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling
luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang
terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter
yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan
sebuah membran basal.
3. Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah
tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut
sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari :
1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang
kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu
darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan
(atrium) jantung.
2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida
dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus
paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang
selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
D. Metode Simulasi
- Pengertian metode
simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya
berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Simulasi
dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik
merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya
suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak
gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat
bermanfaat.
Simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem,
misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang
tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu
adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri
utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan
keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa
dimodifikasi secara nyata.
Metode simulasi merupakan salah
satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok.
Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan
benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat
pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di
sekolah dasar.
Dalam pembelajaran
yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan
keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu,
dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku
yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.
Tujuan
Simulasi
Metode simulasi memiliki beberapa tujuan diantaranya (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar,
(5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk
mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif
siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
3.
Prosedur
Penggunaan Metode Simulasi
Prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode simulasi adalah:
- Menetapkan topik simulasi yang diarahkan
oleh guru,
- Menetapkan kelompok dan topik-topik yang
akan dibahas,
- Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru
tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan,
- Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat
dilakukan dengan diskusi,
- Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil
kegiatan simulasi.
4.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan
menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:
- Simulasi dapat
dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi si-tuasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
- Simulasi dapat
mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
- Simulasi dapat
memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
- Memperkaya
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi
berbagai situasi sosial yang problematis.
- Simulasi dapat
meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi
juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
- Pengalaman yang
diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
di lapangan.
- Pengelolaan yang
kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai sistem hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
- Faktor psikologis
seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
5.
Jenis-jenis Simulasi
Simulasi
terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
- Sosiodrama. Sosiodrama
adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut
hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial
serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
- Psikodrama. Psikodrama adalah metode
pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan
yang dialaminya.
- Role Playing. Role playing atau bermain
peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang
diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran
sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin
muncul pada abad teknologi informasi.
- Peer Teaching. Peer teaching merupakan
latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru.
Selain itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami
materi pembelajaran.
- Simulasi Game. Simulasi game merupakan
bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu
melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
6.
Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
- Menetapkan topik atau masalah serta tujuan
yang hendak dicapai oleh simulasi.
- Guru memberikan gambaran masalah dalam
situasi yang akan disimulasikan.
- Guru menetapkan pemain yang akan terlibat
dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta
waktu yang disediakan.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan
simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
- Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok
pemeran.
- Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh
perhatian.
- Guru hendaknya memberikan bantuan kepada
pemeran yang mendapat kesulitan.
- Simulasi hendaknya dihentikan pada saat
puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
- Melakukan diskusi baik tentang jalannya
simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar
siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan
simulasi.
- Merumuskan kesimpulan.
E.
Hubungan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran
Simulasi
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan
melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan
kegiatan belajar. Untuk mencapai
tujuan kegiatan belajar maka dibutuhkan suatu
metode belajar yang tepat agar pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien.
Salah satu metode
pembelajaran yang inovatif dan efisien adalah metode simulasi yaitu suatu
metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam
mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar simulasi akan bertahan
lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan
kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar dengan metode simulasi ini
melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah
berdasarkan sesuatu yang konkret sehingga dapat meningkatkan pengetahuan anak
menjadi lebih mudah untuk menerima pelajaran yang berimbas pada meningkatnya
prestasi belajar.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (class
room action research) yang bersifat reflektif,
partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan
–perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau
situasi pembelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA
materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V MI syafi’iyah tahun 2011. Tindakan yang akan dilakukan adalah penggunaan metode
pembelajaran simulasi pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran darah
Manusia.
Rancangan
penelitian yang digunakan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada
prinsip Kemmis S, MC Toggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan
(planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection)
atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk
siklus.
B.
Latar Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Syafiiyah
Sukosari Jogoroto Jombang Tahun 2011. Pemilihan lokasi ini karena peneliti
sekaligus menjadi guru di tempat ini. Dengan demikian, peneliti mengetahui
permasalahan dan mencoba mencari pemecahan masalah terhadap kemampuan siswa
menyerap meteri sistem peredaran darah manusia.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V di MI syafiiyah Sukosari Jogoroto Jombang yang berjumlah 17 siswa yang difokuskan pada mata pelajaran IPA materi sistem peredaran
darah manusia.
C.
Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi
terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Metode
pembelajaran simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
2.
Prestasi belajar
adalah hasil
belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah
siswa mengikuti pelajaran.
3.
IPA adalah salah satu mata pelajaran tingakat Madrasah Ibtidaiyah yang
bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan tentang alam sekitar maupun menerapkan
berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan
kebenarannya di laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk
tetapi juga sebagai proses.
D.
Rencana Tindakan
Studi Awal
Permasalahan
rendahnya hasil belajar IPA di MI Syafiiyah pada sub bab sistem peredaran darah
manusia perlu segera ditanggulangi, dan guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya
selama perolehan hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat
beberapa factor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada sub bab
sistem peredaran darah manusia di kelas 5 MI Syafi’iyah. Faktor tersebut adalah penggunaan metode balajar ceramah oleh guru
dan siswa terbatas memperoleh dan mengolah informasi hanya melalui indera
pendengaran yang menampakkan kesan jenuh dan bosan bagi siswa selama
pembelajaran berlangsung, akibatnya pemahaman siswa terhadap peredaran darah bersifat
abstrak dan sulit diingat sehingga siswa tidak dapat optimal dalam memahmi sub
bab sistem peredaran darah manusia terutama menunjukkan alur peredaran darah
manusia.
Berdasarkan hal tersebut diatas,
dengan demikian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di
MI Syafi’iyah maka perlu menerapkan metode pembelajaran simulasi (permainan
simulasi) yang mengundang keterlibatan aktif siswa untuk memahami sistem atau
alur perdaran darah manusia melalui kondisi kelas yang disimulasikan (ditirukan)
seperti bagian jantung manusia dengan siswa yang berperan sebagai darah dan
bergerak layaknya saat terjadi alur perdaran darah manusia.
Dengan keterlibatan aktif siswa maka
materi pelajaran abstrak akan diwujudkan dalam kondisi ruang kelas yang dikondisikan
seperti bagian jantung sesungguhnya dengan demikian siswa lebih mudah memahami
dan mengingat alur peredaran darah manusia yang juga akan meningkatkan prestasi
belajar siswa kels 5 MI Syafii’iyah Sukosari Jogoroto Jombang.
Setelah mengetahui gambaran kondisi
siswa maka peneliti memulai merancang konsep penelitian yang terdiri dari:
1. Perencanaan
Yang
dimaksud dengan perencanaan adalah persiapan menjelang pelaksanaan tindakan
siklus pertama seperti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat
rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.menggunakan metode simulasi sebagai
alternatif pemecahan masalah. Menyiapkan perlengkapan dan konsep pengkondisian
ruang simulasi belajar menyerupai bagian jantung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan sesuai perencanaan pembelajaran melakukan apersepsi dan menggali pengetahuan siswa
terkait dengan sistem peredaran darah manusia. Kemudian membagi kelas menjadi 7
kelompok dengan masing-masing kelompok mendapatkan tempat pada ruang simulasi
yang dibagi seperti bagian jantung. Kemudian guru memberikan sedikit penjelasan
materi dengan tanggung jawab kepada setiap kelompok untuk saling berbagi
informasi (sharring) pengetahuan terkait yang disampaikan oleh guru sehingga
setiap kelompok mengerti dan faham apa yang akan dikerjakan. Guru menerapkan
metode pembelajaran simulasi pada pelajaran Sains materi sistem peredaran darah manusia dengan
mengarahkan peran siswa sebagaai darah mengikuti alur peredaran darah seperti
darah berpindah dari serambi kanan ke bilik kanan dan seterusnya. Demikian
hingga masing-masing kelompok melakukan gerakan dalam peredaran darah manusia.
3.
Observasi
Berdasarkan
hasil tindakan yang telah dilakukan guru melakukan pengamatan terhadap apa yang
telah dilakukan siswa seperti antusias atau motivasi dalam belajar dengan
melihat keaktifan siswa dalam memperagakan gerakan peraedaran darah, mengamati
hasil diskusi dalam kelompok dengan atau kerja sama (sharring) untuk memahami
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Serta melakukan pengamatan terhadap
hasil dan perbedaan proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan metode
simulasi.
4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui
hasil pembelajaran menggunan metode simulasi dengan cara memberikan umpan balik
dan pertanayaan, serta mengarahkan siswa per individu untuk membuat sebuah
simpulan terhadap pengalaman yang telah dilaksanakan dan dihubungkan dengan
materi sistem peredaran darah manusia.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen
yang digunakan untuk menggali data, akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan
refleksi adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Metode
wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondenya sedikit atau kecil
Wawancara awal dilakukan pada guru
dan siswa untuk menentukan tindakan.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2. Angket
Menurut
Arikunto angket (kuesioner) adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.
Angket merupakan data penunjang yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau
tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran metode simulasi.
3.
Observasi
Observasi
dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari
beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun.
4.
Test
Test
dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh
siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar
banyak materi tercakup
5.
Catatanlapangan
Catatan
lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua
data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
E.
Analisis Data
Mengetahui keefektifan suatu metode
dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Menganalisis tingkat keberhasilan atau
persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Menilai
ulangan atau tes formatif
Nilai Rata-rata siswa = Jumlah
semua nilai Siswa x 100
Jumlah Siswa
2. Ketuntasan Belajar
Prestasi belajar pada aspek kognitif dilihat dari hasil test perindividu dengan teknik analisis berdasarkan
KKM yang telah ditentukan yaitu pada taraf nilai 73. Dengan kata lain untuk
mencapai predikat tuntas belajar siswa minimal harus memperoleh nilai 73.
Dan
untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar kelas dapat dianalisis dengan
rumus:
% Ketuntasan belajar siswa =
Siswa yang tuntas KKM x 100%
Jumlah Siswa
F.
Indikator Keberhasilan
Tindakan
Untuk menentukan keberhasilan tindakan yang dilakukan dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar siswa yang tercermin
dari nilai rata-rata siswadi tentukan
mencapai nilai 73 sedangkan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas
ditentukan mencapai 80 %. Dengan kata lain apabila prosentase ketuntasan
belajar siswa meningkat dari 50% menjadi
80 % menunjukkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA materi sistem
peredaran darah manusia di kelas V MI syafi’iyah Sukosari Jogoroto Jombang
tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkankat dengan menggunakan metode
simulasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah, Sri, W, dkk. (2007). Strategi
Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta: Jakarta
Azwar, Saifudin. 2006. Pengantar
Psikologi Intelegensia.Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta
Dimyati dan
Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 2004. Belajar dan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.
Sugiyono.2008.Metodologi
Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R$D. Alfabeta: Bandung
Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan
Pendidikan Pendekatan Komprehensif. PT
Remaja Rosdakarya: BAndung
Trianto.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif .Kencana, Jakarta, 2009 hal 1
Sulistyowati,Ilmu Pengetahuan
Alam,
Penerbit Pusat Perbukuan DEPDIKNAS,Jakarta, 2009 Hal 19
Udin
Syaefudin, Perencanaan Pendidikan
Pendekatan Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya
Sri Anitah, W. DKK Strategi Pembelajaran di SD. Universitas
Terbuka, Jakarta .2007 hal 22
Sugiyono.Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R$D. Alfabeta:
Bandung, 2008 hal
194
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta:,Jakarta, 2006
hal 140